foto by Fatia
29 Desember
2013, Marching Band Universitas Gadjah Mada telah menunjukkan kapasistasnya
sebagai salah satu band besar di Indonesia dalam kompetisi marching band
tahunan Grand Prix Marching Band di
Istora Senayan Jakarta. Walaupun salah satu target terbesar MB UGM tidak
tercapai yaitu menjadi juara 1, tetapi Tim Marching Band UGM yang membawakan
tema “Papua Mutiara Hitam Dari Timur” merasa cukup puas dan lega karena telah
bermain secara maksimal, total, menikmati, dan bermain dengan menggunakan hati.
“Meskipun kami belum bisa membawa pulang piala presiden, tetapi Alhamdulillah
kami dapat membawa “adiknya” piala presiden, kami cukup puas. Kami telah
bermain lepas, maksimal, dan tentunya bermain dengan menggunakan perasaan hati”
tutur Nurrochim, salah satu player Section
Brass Marching Band UGM.
foto by Joko Sulistiyo
Berangkat pada
hari Selasa, 24 Desember 2013 dini hari dari Gelanggang Mahasiswa UGM, dengan berbekal
tekad, semangat, doa, dan hasil berbagai latihan yang dialami seperti latihan
reguler, latihan terpadu, holiday camp, training camp, dan karantina, MB UGM
optimis untuk menaklukkan setiap band di Istora. Hal tersebut dibuktikan dalam laga
kualifikasi pada Jumat 27 Desember, MB UGM berhasil memperoleh peringkat 2 dan
berhak melaju ke laga final divisi utama.
Dalam Grand
Prix Marching Band Ke XXIX ini Marching Band UGM mencatatkan suatu sejarah
karena dapat berada di atas pencapaian Marching Band Madah Bahana Universitas
Indonesia, yang nota bene menjadi rival abadi selama bertahun-tahun. Baik dalam
fase kualifikasi maupun final Marching Band UGM berada di atas Madah Bahana dan
mampu mempertahankan peringkatnya, yaitu peringkat 2. Peringkat satu dalam GPMB
kali ini adalah MB BCK Duri yang mengangkat tema Star Wars. MB BCK Duri memang pantas mendapat juara 1, mereka
bermanuver secara rapi, dan mampu membuat juri memberikan nilai yang tinggi
untuk setiap captionnya. Perlu diketahui dalam laga final tidak sedikit player
MB UGM yang meneteskan air mata karena terlalu menghayati musik pada bagian aku
Papua. Berikut merupakan rangking dari Grand Prix Marching Band ke XXIX :
1. Bahana
Cendana Kartika, Duri, Riau (Star Wars)
2. MB
Univ Gajah Mada, Yogya (Papua, Mutiara Hitam dr Timur)
3. Madah
Bahana Univ Indonesia, Depok (Diri)
4. MB
Bahana Sparadha, Balikpapan (Jangan Panggil Aku Cina)
5. Drum
Corps Univ Muhammadiyah, Yogya (a Moment to Remember Tsunami)
6. Citra
Derap Bahana Univ Negeri Yogya (Rocktavarious)
7. MB
Ekalavya Suara Brawijaya, Malang (Dolan nang Jawa Timur)
8. MB
Istiqlal, Jakarta (Toy Soldier)
9. MB
Saraswati Ins Seni Indonesia, Yogya (the Legend of Pergynt Suites)
10. MB
Univ Islam Indonesia, Yogya (Tribute to Sheila on 7)
11. MB
Gema Wibawa Mukti, Bandung (Halloween)
Dapat di llihat bahwa dalam fase final, finalis
mayoritas berasal dari Yogyakarta, hal tersebut menrupakan pencapaian yang
fantastis karena kelima unit marching band yang berasal dari Yogyakarta dapat
ambil bagian di 10 besar. Jogja Memang Istimewa!!!
Dan inilah raihan Marching Band UGM untuk tiap captionnya :
1. Field
Commander memperoleh peringkat 2
2. Visual
Effect memperoleh peringkat 2
3. Field
Percussion memperoleh peringkat 3
4. General
Effect memperoleh peringkat 2
5. Color
Guard memperoleh peringkat 2
Pencapaian
Marcing Band UGM ini tidak luput dari kerja keras Manager, Pengurus Harian,
Pelatih, Konsultan, Kru, dan tentunya Player yang telah rela mengorbankan segalanya,
mulai dari waktu, keluarga, kuliah, uang, dan bahkan mengorbankan hati. Latihan
yang dimulai sekitar bulan Mei ini berbuah manis di penghujung tahun dan
menjadi kado di akhir tahun untuk almamater tercinta, Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. ”Saya bangga menjadi mahasiswa UGM, dan kali ini saya ingin
membanggakan UGM” kata salah satu player Marching Band UGM.
foto by alumni MB UGM
Proses latihan
yang tak kenal lelah dan tak kenal waktu menjadi kenangan yang sangat indah dan
berharga bagi tim MB UGM, di dalam prosesnya terdapat tawa, suka, duka, cinta, dan berbagai rasa lainnya yang tidak akan dilupakan dan menempati suatu
ruang di hati yang tak bisa diganti dengan apapun. Dalam proses latihan, Berbagai
cobaan cuaca pun telah dialami oleh MB UGM dalam mulai dari teriknya matahari
yang membakar kulit hingga mirip seperti “pace” pada karantina di Boyolali
sampai hujan deras yang memaksa kami untuk menggunakan jas hujan pada training
camp di Pyramid Jl Parangtritis Bantul. Dengan segala keterbatasan yang
dimiliki MB UGM dapat memperoleh peringkat 2 di GPMB kali ini, merupakan
pencapaian yang patut diacungi jempol.
Berbagai bentuk
latihan yang telah dijalani MB UGM selama berproses ke GPMB seperti latihan
section, drill, display, gabung musik, keringan, dll membawakan kesan dan
kenangan tersendiri pada player MB UGM. “Ngomongin GPMB tak akan ada habisnya,
terlalu banyak cerita pahit dan manis. Tapi yang pasti you'll never regret pernah menjadi bagian dari proses yang luar
biasa ini. Di sini aku belajar bagaimana merasakan soul of music, bagaimana menjadi entertainer dengan totalitas, dan juga bagaimana diri kita mau
bekerja keras sampai titik darah penghabisan yang tidak semua orang mau dan
mampu bertahan dalam proses seperti ini. Namun terlepas dari semua itu, hal
yang paling berharga adalah ketika aku menemukan keluarga baru yang luar biasa
di sini. Tempat sama-sama berjuang untuk memberikan persembahan terbaik untuk
almamater tercinta. Dan akhirnya dengan niat yang baik, setiap langkah kaki
yang kita ayunkan, setiap tetes peluh yang mengalir, dan setiap rasa kantuk
yang kita lawan telah mengkristal menjadi piala kemenangan yang dengan bangga
bisa kita angkat setingg-tingginya. Terima kasih teman-teman yang telah
berkenan memberikan waktu, tenaga, pikiran dan juga hatinya untuk semua proses
ini.” Tutur Fadhil player front ensemble MB UGM.
Latiahan yang
tak kenal waktu seperti saat puasa, ujian, dan libur lebaran terbayar setelah
MB UGM berhasil “mempapuakan” Istora senayan dan mendapatkan banyak standing applause. Komandan latihan MB
UGM, Zumar senantiasa berpesan “Tetaplah bermimpi, berusaha dan berdoa, karena
ketiga hal tersebut yang akan membawa kalian pada kesuksesan.”
Setelah
merayakan euforia dan menyanyikan
Hymne Gadjah Mada di Istora Senayan, MB UGM langsung bertolak ke Yogyakarta
dengan membawa piala yang telah diraihnya. Kurang lebih pukul 15.45 rombongan
MB UGM sampai di Gelaggang Mahasiswa UGM dan disambut oleh Rektor UGM, bapak Prof. Pratikno, M.Soc.Sc. Setelah penyerahan piala ke rektor
UGM, kami pun menanyikan Hymne Gadjah Mada yang merupakan nyanyian terakhir
yang dilantunkan oleh Squad GPMB pada tahun 2013.
“We don’t play
music and march because it’s cute. We play music and march because we are
members of the human race... medicine, law, business, engineering, these are
noble pursuits and necessary to sustain life. But music and marching band,
these are what we stay alive for!” John Keating. Statement inilah yang membuat band Universitas ini, tidak mengendorkan
sedikitpun daya juangnya.
akhirnya
mimpi yang telah dituliskan terwujud
Terimakasih Pak Anggito,
Terimakasih Pak Roy Suryo, Terimakasih Pak Jokowi
Terimakasih Manager, Pengurus
Harian, Pelatih, Konsultan, Kru, Player, dan semua yang terlibat dalam
kesuksesan ini.
Memang Desember milik Kita, Viva
Marching Band UGM!!!
foto : general manager degan player low brass