Rabu, 01 Januari 2014

Akhir Tahun Yang Berujung Kegembiraan

foto by Fatia
29 Desember 2013, Marching Band Universitas Gadjah Mada telah menunjukkan kapasistasnya sebagai salah satu band besar di Indonesia dalam kompetisi marching band tahunan Grand Prix Marching Band di Istora Senayan Jakarta. Walaupun salah satu target terbesar MB UGM tidak tercapai yaitu menjadi juara 1, tetapi Tim Marching Band UGM yang membawakan tema “Papua Mutiara Hitam Dari Timur” merasa cukup puas dan lega karena telah bermain secara maksimal, total, menikmati, dan bermain dengan menggunakan hati. “Meskipun kami belum bisa membawa pulang piala presiden, tetapi Alhamdulillah kami dapat membawa “adiknya” piala presiden, kami cukup puas. Kami telah bermain lepas, maksimal, dan tentunya bermain dengan menggunakan perasaan hati” tutur Nurrochim, salah satu player Section Brass Marching Band UGM.

 foto by Joko Sulistiyo
Berangkat pada hari Selasa, 24 Desember 2013 dini hari dari Gelanggang Mahasiswa UGM, dengan berbekal tekad, semangat, doa, dan hasil berbagai latihan yang dialami seperti latihan reguler, latihan terpadu, holiday camp, training camp, dan karantina, MB UGM optimis untuk menaklukkan setiap band di Istora. Hal tersebut dibuktikan dalam laga kualifikasi pada Jumat 27 Desember, MB UGM berhasil memperoleh peringkat 2 dan berhak melaju ke laga final divisi utama.
Dalam Grand Prix Marching Band Ke XXIX ini Marching Band UGM mencatatkan suatu sejarah karena dapat berada di atas pencapaian Marching Band Madah Bahana Universitas Indonesia, yang nota bene menjadi rival abadi selama bertahun-tahun. Baik dalam fase kualifikasi maupun final Marching Band UGM berada di atas Madah Bahana dan mampu mempertahankan peringkatnya, yaitu peringkat 2. Peringkat satu dalam GPMB kali ini adalah MB BCK Duri yang mengangkat tema Star Wars. MB BCK Duri memang pantas mendapat juara 1, mereka bermanuver secara rapi, dan mampu membuat juri memberikan nilai yang tinggi untuk setiap captionnya. Perlu diketahui dalam laga final tidak sedikit player MB UGM yang meneteskan air mata karena terlalu menghayati musik pada bagian aku Papua. Berikut merupakan rangking dari Grand Prix Marching Band ke XXIX :

      1.       Bahana Cendana Kartika, Duri, Riau (Star Wars)
      2.       MB Univ Gajah Mada, Yogya (Papua, Mutiara Hitam dr Timur)
      3.       Madah Bahana Univ Indonesia, Depok (Diri)
      4.       MB Bahana Sparadha, Balikpapan (Jangan Panggil Aku Cina)
      5.       Drum Corps Univ Muhammadiyah, Yogya (a Moment to Remember Tsunami)
      6.       Citra Derap Bahana Univ Negeri Yogya (Rocktavarious)
      7.       MB Ekalavya Suara Brawijaya, Malang (Dolan nang Jawa Timur)
      8.       MB Istiqlal, Jakarta (Toy Soldier)
      9.       MB Saraswati Ins Seni Indonesia, Yogya (the Legend of Pergynt Suites)
      10.   MB Univ Islam Indonesia, Yogya (Tribute to Sheila on 7)
      11.   MB Gema Wibawa Mukti, Bandung (Halloween)

Dapat di llihat bahwa dalam fase final, finalis mayoritas berasal dari Yogyakarta, hal tersebut menrupakan pencapaian yang fantastis karena kelima unit marching band yang berasal dari Yogyakarta dapat ambil bagian di 10 besar. Jogja Memang Istimewa!!!
Dan inilah raihan Marching Band UGM untuk tiap captionnya :

       1.       Field Commander memperoleh peringkat 2
       2.       Visual Effect memperoleh peringkat 2
       3.       Field Percussion memperoleh peringkat 3
       4.       General Effect memperoleh peringkat 2
       5.       Color Guard memperoleh peringkat 2

Pencapaian Marcing Band UGM ini tidak luput dari kerja keras Manager, Pengurus Harian, Pelatih, Konsultan, Kru, dan tentunya Player yang telah rela mengorbankan segalanya, mulai dari waktu, keluarga, kuliah, uang, dan bahkan mengorbankan hati. Latihan yang dimulai sekitar bulan Mei ini berbuah manis di penghujung tahun dan menjadi kado di akhir tahun untuk almamater tercinta, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. ”Saya bangga menjadi mahasiswa UGM, dan kali ini saya ingin membanggakan UGM” kata salah satu player Marching Band UGM.
 foto by alumni MB UGM
Proses latihan yang tak kenal lelah dan tak kenal waktu menjadi kenangan yang sangat indah dan berharga bagi tim MB UGM, di dalam prosesnya terdapat tawa, suka, duka, cinta, dan berbagai rasa lainnya yang tidak akan dilupakan dan menempati suatu ruang di hati yang tak bisa diganti dengan apapun. Dalam proses latihan, Berbagai cobaan cuaca pun telah dialami oleh MB UGM dalam mulai dari teriknya matahari yang membakar kulit hingga mirip seperti “pace” pada karantina di Boyolali sampai hujan deras yang memaksa kami untuk menggunakan jas hujan pada training camp di Pyramid Jl Parangtritis Bantul. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki MB UGM dapat memperoleh peringkat 2 di GPMB kali ini, merupakan pencapaian yang patut diacungi jempol.

Berbagai bentuk latihan yang telah dijalani MB UGM selama berproses ke GPMB seperti latihan section, drill, display, gabung musik, keringan, dll membawakan kesan dan kenangan tersendiri pada player MB UGM. “Ngomongin GPMB tak akan ada habisnya, terlalu banyak cerita pahit dan manis. Tapi yang pasti you'll never regret pernah menjadi bagian dari proses yang luar biasa ini. Di sini aku belajar bagaimana merasakan soul of music, bagaimana menjadi entertainer dengan totalitas, dan juga bagaimana diri kita mau bekerja keras sampai titik darah penghabisan yang tidak semua orang mau dan mampu bertahan dalam proses seperti ini. Namun terlepas dari semua itu, hal yang paling berharga adalah ketika aku menemukan keluarga baru yang luar biasa di sini. Tempat sama-sama berjuang untuk memberikan persembahan terbaik untuk almamater tercinta. Dan akhirnya dengan niat yang baik, setiap langkah kaki yang kita ayunkan, setiap tetes peluh yang mengalir, dan setiap rasa kantuk yang kita lawan telah mengkristal menjadi piala kemenangan yang dengan bangga bisa kita angkat setingg-tingginya. Terima kasih teman-teman yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga, pikiran dan juga hatinya untuk semua proses ini.” Tutur Fadhil player front ensemble MB UGM.
Latiahan yang tak kenal waktu seperti saat puasa, ujian, dan libur lebaran terbayar setelah MB UGM berhasil “mempapuakan” Istora senayan dan mendapatkan banyak standing applause. Komandan latihan MB UGM, Zumar senantiasa berpesan “Tetaplah bermimpi, berusaha dan berdoa, karena ketiga hal tersebut yang akan membawa kalian pada kesuksesan.”
 

Setelah merayakan euforia dan menyanyikan Hymne Gadjah Mada di Istora Senayan, MB UGM langsung bertolak ke Yogyakarta dengan membawa piala yang telah diraihnya. Kurang lebih pukul 15.45 rombongan MB UGM sampai di Gelaggang Mahasiswa UGM dan disambut oleh Rektor UGM, bapak Prof. Pratikno, M.Soc.Sc. Setelah penyerahan piala ke rektor UGM, kami pun menanyikan Hymne Gadjah Mada yang merupakan nyanyian terakhir yang dilantunkan oleh Squad GPMB pada tahun 2013.
“We don’t play music and march because it’s cute. We play music and march because we are members of the human race... medicine, law, business, engineering, these are noble pursuits and necessary to sustain life. But music and marching band, these are what we stay alive for!” John Keating. Statement inilah yang membuat band Universitas ini, tidak mengendorkan sedikitpun daya juangnya.

akhirnya mimpi yang telah dituliskan terwujud 

Terimakasih Pak Anggito, Terimakasih Pak Roy Suryo, Terimakasih Pak Jokowi
Terimakasih Manager, Pengurus Harian, Pelatih, Konsultan, Kru, Player, dan semua yang terlibat dalam kesuksesan ini.
Memang Desember milik Kita, Viva Marching Band UGM!!!

foto : general manager degan player low  brass



1 komentar: