Postingan
kali ini merupakan isi dari Kuliah Umum di Fakultasku, pelajaran dimulai, dosen
mencoba menceritakan sebuah cerita, kurang lebih seperti ini ceritanya:
Bejo,
begitulah namanya, tiba-tiba jatuh di sebuah kasur super mewah di suatu
apartemen mewah, diapun bangkit dai kasur kemudian melihat di sekitarnya, dia
dapati TV berinchi-inchi, tumpukan majalah, minibar yang di sampingnya terdapat
kulkas yang isinya super lengkap dari makanan siap saji hingga makanan mentah. Dia
mengambil beberapa makanan dan minuman kemudian menuju ke televisi untuk
menyaksikan acara yang dapat membuatnya tertarik, banyak sekali chanel dalam
televisi tersebut, ada edukasi, hiburan, olah raga, hingga drama Korea. Dia
menonton chanel-chanel tersebut hingga bosan, dia juga sudah kenyag setelah
makan makanan yang tadi diambilnya, sekarangpun dia merasa ngantuk dan mulai
tertidur. Setelah bangun dari tidur, dia kembali merasa lapar, diapun ke kulkas
untuk mengobati rasa laparnya.
Karena saking
laparnya, isi kulkas tersebut ludes dilahapnya, karena makanan daam kulkas
tersebut habis dia pun ingin mencari makanan lagi, kemudian dia keluar dari
kamar apartemen yang mewah itu dan bertemu dengan seseorang, dia bertanya
kepada seseorang tersebut dimana dia bisa mendapatkan makanan, orang itu pun
menjawab “di pasar”. Dia bergegas menuju pasar, diamatinya orang-orang
mendapatkan makanan, ya, tapi itu tidak gratis, harus ada uang untuk
mendapatkan makanan itu. Dia pun bekerja, bekerja demi mendapatkan makan yang
dia butuhkan. Suatu saat dia bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya
tertarik, Bejo merasa nyaman di dekat gadis itu kemudian dia bercakap cakap,
seperti berikut :
Bejo : Dek, kok jantungku kalo aku pas di
dekat kamu kok deg deg ser ya?
Gadis : Jantungan kali mas?
Bejo : Kamu mau jadi dokternya?
Gadis : (pasrah tergombali)
Bejo : Aku merasa nyaman lho dek kalo di dekat
kamu
Gadis : Yaudah kalo kamu mau selalu di dekat aku,
dinikahilah aku.
Bejo
pun segera menemui orang tua gadis itu guna melamar puterinya. Ketika dia
ditanya orang tuanya “siapa kamu wahai orang yang hendak melamar anakku?” Bejopun
menjawab “Saya Bejo, dari Teknik Fisika(ini dosennya bercanda)”. Kemudian
menikahlah mereka dan mempunyai beberapa anak, karena beban biaya yang diterima
Bejo semakin bertambah, dia pun lebih sering bekerja, mencari pelatihan,
seminar, dan workshop untuk mengasah emampuanya bekerja sehingga mendapat gaji
yang lebih. Singkat cerita Bejo mati, sekarang dianakah dia? Apakah
reingkarnasi? Apakah di alam kubur?
Begitulah
cerita singkat dan ngantung dari seorang Bejo. Tapi, menurut pendapat pembaca
bagaimana? Apakah perbuatan Bejo itu sudah benar/ sudah sering kita jumpai di
kehidupan? Ya, jawabanya adalah perbuatan Bejo merupakan perbuatan yang salah,
dia hanya menuruti nafsunya, tidak menggunakan akalnya. Apabila dia menggunakan
akalnya, seharusnya di awal saat Bejo jatuh ke kasur empuk dia mencari tahu ini
kamar apartemen siapa? Kemudian dia juga seharusnya tidak main embat makanan
dikulkas dan tidur sesuka hatinya, setidaknya bertanya kepada orang lain
tentang keberadaanya.
Sama
dengan kehidupan manusia, apabila kamar apartemen Bejo itu dianalogikan sebagai
dunia, pastilah kita melakukan hal yang sama dengan Bejo. Kita tiba-tiba lahir
di bumi tanpa mengetahui asal kita, kita butuh makan, jodoh dan pekerjaan, sama
seperti kehidupan kita. Jika ditarik suatu simpulan besar dari cerita di atas,
kita dapat menemukan pertanyaan dasar tentang kehidupan yaitu 1. Darimana asal
manusia? 2. Apa Tujuan Hidupnya? 3. Akan kemana setelah hidupnya. Mungkin kita
bisa menjawab ketiga pertanyaan itu dengan mudah tapi, cobalah jawab pertanyaan
itu lebih dalam. Semua permasalahan kehidupan akan dijawab dengan menjawab
pertanyaan tersebut, jadi apabila kita telah menjawab ketiga pertanyaan tersebut
dengan ‘sempurna’ niscaya rintangan/hadangan akan dapat kita lalui. Ingat
dengan ‘sempurna’.
Sebaliknya
apabila kita tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan ‘sempurna’ maka akan
berakibat fatal, hidup menjadi tidak hidup/mati rasa. Sebagai contoh seorang
professor dari eropa bernama prof. Konstam(maaf apabila salah ketik) yang
semasa hidupnya sering disebut-sebut sebagai orang yang sukses oleh berbagai
kalangan. Dia memiliki harta, gelar, kehormatan, istri, anak, relasi yang
sanagt baik dalam akademik mapun yang lain, rumah dll. Tapi suatu ketika
terjadi suatu kehebohan, profesor tersebut meninggal dengan cara gantung diri
dengan pakaian yang rapi, tidak hanya itu, anak dan istrinya pun meninggal
dengan kepala tertembak. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan satu surat
kecil yang terdapat dalam saku profesor tersebut “saya tidak bisa memaknai
kehidupan”. Selain itu, ada perbedaan mendasar antara menjawab dengan dangkal
dan menjawab dengan dalam, perbedaanya terdapat dari proses mendapatkan jawabanya.
Sebagai contoh seorang kafir yang masuk ke islam akan mendapatkan jawaban lebih
dalam tentang kebenaran islam, dan selanjutnya dia pasti akan memperdalam
keislaman itu, berbeda dengan orang islam yang sejak dari kecil sudah islam,
mungkin dibandingkan dengan mualaf tadi kesempurnaan dalam menjawab pertanyaan
akan beda, ini tentang proses mendapatkan jawabnya.
Dari uraian
cerita diatas, kita tahu bertapa pentingnya memaknai arti kehidupan, kita tidak
boleh meremehkanya, walaupun hal kecil tapi itu merupakan hal yang esensial.
Semoga postingan kali ini bermanfaat, selamat memaknai arti kehidupan :D