Minggu, 24 Februari 2013

Hakikat Kehidupan

      
      Postingan kali ini merupakan isi dari Kuliah Umum di Fakultasku, pelajaran dimulai, dosen mencoba menceritakan sebuah cerita, kurang lebih seperti ini ceritanya:
     Bejo, begitulah namanya, tiba-tiba jatuh di sebuah kasur super mewah di suatu apartemen mewah, diapun bangkit dai kasur kemudian melihat di sekitarnya, dia dapati TV berinchi-inchi, tumpukan majalah, minibar yang di sampingnya terdapat kulkas yang isinya super lengkap dari makanan siap saji hingga makanan mentah. Dia mengambil beberapa makanan dan minuman kemudian menuju ke televisi untuk menyaksikan acara yang dapat membuatnya tertarik, banyak sekali chanel dalam televisi tersebut, ada edukasi, hiburan, olah raga, hingga drama Korea. Dia menonton chanel-chanel tersebut hingga bosan, dia juga sudah kenyag setelah makan makanan yang tadi diambilnya, sekarangpun dia merasa ngantuk dan mulai tertidur. Setelah bangun dari tidur, dia kembali merasa lapar, diapun ke kulkas untuk mengobati rasa laparnya.
Karena saking laparnya, isi kulkas tersebut ludes dilahapnya, karena makanan daam kulkas tersebut habis dia pun ingin mencari makanan lagi, kemudian dia keluar dari kamar apartemen yang mewah itu dan bertemu dengan seseorang, dia bertanya kepada seseorang tersebut dimana dia bisa mendapatkan makanan, orang itu pun menjawab “di pasar”. Dia bergegas menuju pasar, diamatinya orang-orang mendapatkan makanan, ya, tapi itu tidak gratis, harus ada uang untuk mendapatkan makanan itu. Dia pun bekerja, bekerja demi mendapatkan makan yang dia butuhkan. Suatu saat dia bertemu dengan seorang gadis yang membuatnya tertarik, Bejo merasa nyaman di dekat gadis itu kemudian dia bercakap cakap, seperti berikut :
Bejo       : Dek, kok jantungku kalo aku pas di dekat kamu kok deg deg ser ya?
Gadis     : Jantungan kali mas?
Bejo       : Kamu mau jadi dokternya?
Gadis     : (pasrah tergombali)
Bejo       : Aku merasa nyaman lho dek kalo di dekat kamu
Gadis     : Yaudah kalo kamu mau selalu di dekat aku, dinikahilah aku.
     Bejo pun segera menemui orang tua gadis itu guna melamar puterinya. Ketika dia ditanya orang tuanya “siapa kamu wahai orang yang hendak melamar anakku?” Bejopun menjawab “Saya Bejo, dari Teknik Fisika(ini dosennya bercanda)”. Kemudian menikahlah mereka dan mempunyai beberapa anak, karena beban biaya yang diterima Bejo semakin bertambah, dia pun lebih sering bekerja, mencari pelatihan, seminar, dan workshop untuk mengasah emampuanya bekerja sehingga mendapat gaji yang lebih. Singkat cerita Bejo mati, sekarang dianakah dia? Apakah reingkarnasi? Apakah di alam kubur?
     Begitulah cerita singkat dan ngantung dari seorang Bejo. Tapi, menurut pendapat pembaca bagaimana? Apakah perbuatan Bejo itu sudah benar/ sudah sering kita jumpai di kehidupan? Ya, jawabanya adalah perbuatan Bejo merupakan perbuatan yang salah, dia hanya menuruti nafsunya, tidak menggunakan akalnya. Apabila dia menggunakan akalnya, seharusnya di awal saat Bejo jatuh ke kasur empuk dia mencari tahu ini kamar apartemen siapa? Kemudian dia juga seharusnya tidak main embat makanan dikulkas dan tidur sesuka hatinya, setidaknya bertanya kepada orang lain tentang keberadaanya.
    Sama dengan kehidupan manusia, apabila kamar apartemen Bejo itu dianalogikan sebagai dunia, pastilah kita melakukan hal yang sama dengan Bejo. Kita tiba-tiba lahir di bumi tanpa mengetahui asal kita, kita butuh makan, jodoh dan pekerjaan, sama seperti kehidupan kita. Jika ditarik suatu simpulan besar dari cerita di atas, kita dapat menemukan pertanyaan dasar tentang kehidupan yaitu 1. Darimana asal manusia? 2. Apa Tujuan Hidupnya? 3. Akan kemana setelah hidupnya. Mungkin kita bisa menjawab ketiga pertanyaan itu dengan mudah tapi, cobalah jawab pertanyaan itu lebih dalam. Semua permasalahan kehidupan akan dijawab dengan menjawab pertanyaan tersebut, jadi apabila kita telah menjawab ketiga pertanyaan tersebut dengan ‘sempurna’ niscaya rintangan/hadangan akan dapat kita lalui. Ingat dengan ‘sempurna’.
        Sebaliknya apabila kita tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan ‘sempurna’ maka akan berakibat fatal, hidup menjadi tidak hidup/mati rasa. Sebagai contoh seorang professor dari eropa bernama prof. Konstam(maaf apabila salah ketik) yang semasa hidupnya sering disebut-sebut sebagai orang yang sukses oleh berbagai kalangan. Dia memiliki harta, gelar, kehormatan, istri, anak, relasi yang sanagt baik dalam akademik mapun yang lain, rumah dll. Tapi suatu ketika terjadi suatu kehebohan, profesor tersebut meninggal dengan cara gantung diri dengan pakaian yang rapi, tidak hanya itu, anak dan istrinya pun meninggal dengan kepala tertembak. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan satu surat kecil yang terdapat dalam saku profesor tersebut “saya tidak bisa memaknai kehidupan”. Selain itu, ada perbedaan mendasar antara menjawab dengan dangkal dan menjawab dengan dalam, perbedaanya terdapat dari proses mendapatkan jawabanya. Sebagai contoh seorang kafir yang masuk ke islam akan mendapatkan jawaban lebih dalam tentang kebenaran islam, dan selanjutnya dia pasti akan memperdalam keislaman itu, berbeda dengan orang islam yang sejak dari kecil sudah islam, mungkin dibandingkan dengan mualaf tadi kesempurnaan dalam menjawab pertanyaan akan beda, ini tentang proses mendapatkan jawabnya. 


        Dari uraian cerita diatas, kita tahu bertapa pentingnya memaknai arti kehidupan, kita tidak boleh meremehkanya, walaupun hal kecil tapi itu merupakan hal yang esensial. Semoga postingan kali ini bermanfaat, selamat memaknai arti kehidupan :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar