FIQH DALAM PRAKTEK
SHALAT GERHANA
Dinuqil : mbah Bus(rowi)
Setelah mulai gerhana, imam mengajak shalat gerhana dikerjakan secara berjama’ah, de ngan seruan sekali :
.اَلصَّلَاةُ جَامِعَة
Artinya, (mari) shalat bwrjamaah.
Shalat terdiri dari dua raka’at. Setiap rekaat terdiri dari dua kali berdiri dan dua kali ruku’. Sedangkan seluruh gerakan lainnya sama dengan gerakan shalat biasanya, hanya saja semua gerak dan bacaan diperlama dan diperlambat.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
*Rakaat pertama*
- Takbiratul ihram, sedekap imam dan makmum membaca doa istiftah,
imam membaca ta’awudz dan basmalah secara sir,
kemudian imam membaca dengan keras al-fatihah, dan membaca surat / ayat Al Qur’an kalau mampu yang panjang, baik gerhana bulan ataau matahari
- Bertakbir untuk ruku’ seperti biasanya.
Terus I’tidal membaca ‘sami’alloohu liman hamidah, robbana lakal hamdu’,
langsung sedekap, lalu membaca ta’awudz dan basmalah secara sir.
kemudian imam membaca dengan keras al-fatihah, dan membaca surat yang pendek dari surat yang dibaca pada saat berdiri pertama.
- Takbir untuk ruku’,dan I’tidal , Membaca ‘sami’alloohu liman hamidah, robbana lakal hamdu’,
- Bertakbir untuk sujud,
lalu duduk di antara dua sujud, lalu sujud.
- berdiri untuk rakaat kedua
*Rakaat kedua*
- sedekap imam dan makmum membaca imam membaca ta’awudz dan basmalah secara sir,
kemudian imam membaca dengan keras al-fatihah, dan membaca surat / ayat Al Qur’an kalau mampu yang panjang, baik gerhana bulan ataau matahari
- Bertakbir untuk ruku’ seperti biasanya. Terus I’tidal membaca ‘sami’alloohu liman hamidah, robbana lakal hamdu’,
langsung sedekap, lalu membaca ta’awudz dan basmalah secara sir.
kemudian imam membaca dengan keras al-fatihah, dan membaca surat yang pendek.
- Takbir untuk ruku’,
kemudian I’tidal membaca ‘sami’alloohu liman hamidah, robbana lakal hamdu’,
- Bertakbir untuk sujud, lalu duduk di antara dua sujud, lalu sujud.
- Duduk tahiyat akhir ,
- lalu salam.
Kemudian Imam berkhutbah satu kali.
diakhiri berdoa bersama dipimpin khotib
🕌🕌🕌🕌🕌
Keterangan :
Tentang seruan, ASHOLAATU JAAMI'AH khusus untuk shalat gerhana,
hafits dari Abdullah bin Amru bin 'Ash,
عَنْ خَبَرِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّهُ قَالَ لَمَّا انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ بِ الصَّلَاةَ جَامِعَةً فَرَكَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ فِي سَجْدَةٍ ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ فِي سَجْدَةٍ ثُمَّ جُلِّيَ عَنْ الشَّمْسِ فَقَالَتْ عَائِشَةُ مَا رَكَعْتُ رُكُوعًا قَطُّ وَلَا سَجَدْتُ سُجُودًا قَطُّ كَانَ أَطْوَلَ مِنْهُ
dari kabar Abdullah bin Amru bin Ash bahwa ia berkata; Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka diserukanlah (kepada kaum muslimin) dengan seruan, *ASH SHALAATU JAAMI'AH* (Marilah kita menunaikan shalat jama'ah)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ruku' dua kali dalam rakaat pertama, kemudian beliau berdiri lalu ruku' lagi dua kali dalam rakaat kedua. Setelah itu matahari sudah kembali normal, maka Aisyah pun berkata, "Saya sama sekali tidak pernah melakukan ruku' dan tidak pula sujud yang lebih panjang darinya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar