Dinuqil, mbah Bus
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa pada saat melakukan safar, Rasulullah-lah yang menjadi imam bagi jamaah yang mukim.
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَهِدْتُ مَعَهُ الْفَتْحَ فَأَقَامَ بِمَكَّةَ ثَمَانِي عَشْرَةَ لَيْلَةً لَا يُصَلِّي إِلَّا رَكْعَتَيْنِ وَيَقُولُ يَا أَهْلَ الْبَلَدِ صَلُّوا أَرْبَعًا فَإِنَّا قَوْمٌ سَفْرٌ [رواه أبو داود].
“Dari ‘Imran bin Hushain (diriwayatkan) dia berkata; Aku berperang bersama Rasulullah saw, dan aku juga menyaksikan bersama beliau ketika pembebasan kota Makkah (FAT HU MAKKAH), beliau bermukim di Makkah selama delapan belas hari, dan beliau mengerjakan shalat tepat waktu, namun diqashar dua rakaat, lalu beliau bersabda: Wahai para penduduk (asli/mukimin), shalatlah kalian empat rakaat, sebab kami ini adalah para musafir” [HR. Abu Dawud No. 1040].
Pelaksanaannya, waktu dhuhur :
1. Musafirin sudah menetap/tinggal selama satu hari atau lebih.
Maka disunnahkan, qashar saja dan Ada an/tepat waktu
CARANYA,
Musafirin mengimami shalat dhuhur dua rakaat, setelah salam diikuti makmum musafirin,
Makmum mukimin tidak ikut salam , langsung berdiri untuk menyempurakan empat rakaat
2. Musafirin hanya singgah untuk shalat dan segera meneruskan perjalanan
CARANYA,
Imam dari musafirin, mengimami dhur 2 rakkat kemudian salam diikuti makmum musafirin
Makmum mukimin tidak ikut salam , langsung berdiri untuk menyempurakan empat rakaat.
Salah satu musafirin iqamah, imam musafirin tanpa berpindah tempat , mengimami makmum musafirin shalat ashar, 2 rakaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar