I. DALIL
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا (١٠١
4/101.dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang (mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Mengqashar shalat ini pada awalnya karena bepergian terutama dalam memerangi orang orang kafir. Kemudian menjadi tuntunan orang-orang sudah dalam keadaan aman.
‘Umar berkata, “Dulu, aku juga bingung dengan masalah ini sebagaimana kamu.Lalu aku menanyakannya pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Lantas beliau bersabda:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمْ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمْ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. [alBaqarah/ 2:185]
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللهُ بِهَا عَلَيْكُمْ، فَاقْبَلُوْا صَدَقَتَهُ.
“Ituadalahshadaqahdari Allah untuk kalian.Maka, terimalahshadaqah-Nya.”
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘an huma, dia berkata, “Melalui lisan Nabi kalian, Allah mewajibkan shalat empat raka’at dalam keadaan mukim, dua raka’at ketika safar, dan satu raka’at ketika dalam keadaan takut.” [2]
Dari ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Shalat dalam safar dua raka’at, shalat Jum’at dua raka’at, shalat Idul Fithri dan Idul Adh-ha dua raka’at., sempurna, tidak diqashar. Berdasarkan ucapan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.”
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤْتَى مَعْصِيَتُهُ
Ibnu Umar radhiallahu ‘anhu berkata bahwa Rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Alloh mencintai jika rukhsoh-Nya dilaksanakan sebagaimana Dia membenci jika kemaksiatan dikerjakan.” (HR. Ahmad. Dishohihkan oleh Syaikh Syu’aib al-Arna’ut)
JIKA TIDAK BEPERGIAN (MUKIM)
HANYA DIBOLEHKAN MENJAMA’ SAJA , TIDAK BOLEH MENGQASHAR
1. Menjama’ shalat dituntunkan ketika :
a. Sedang sakit
b. Sedang shalat duhur atau maghrib , kemudian hujan
c. Sedang keperluan yang mendesak, yang mengakibatkan sulit untuk shalat tepat waktu, misal penataran, sedang hajatan pernikahan, menunggu orang sakit, petani ngawu awu, ada anggota keluarga yang wafat, dll
2. Caranya
a. Menjamak dhuhur dan ‘ashar
- Dhuhur 4 rakaat dan ashar 4 rakaat dilakukan pada waktu dhuhur, disebut jama’ taqdim
Caranya dhuhur dulu , baru ‘ashar
- Atau Dhuhur 4 rakaat dan ashar 4 rakaat dilakukan pada waktu ‘Ashar, disebut jama’ ta’khir
Caranya dhuhur dulu , baru ‘ashar. Jangan ‘ashar dulu baru dhuhur
b. Maghrib dan ‘Isya’
- Maghrib 3 rakaat dan ‘isyak 4 rakaat dilakukan pada waktu maghrib, disebut jama’ ta’khir
Caranya maghrib dulu baru ‘Isyak
- Atau Maghrib 3 rakaat dan ‘isyak 4 rakaat dilakukan pada waktu ‘isyak, disebut jama’ ta’khir
Caranya maghrib dulu baru ‘Isyak. Jangan ‘isyak dulu baru maghrib
JIKA DALAM BEPERGIAN ( MUSAFIR)
ATAU TINGGAL BEBERAPA HARI DI SUATU DAERAH ( MUWATHIN)
DIBOLEHKAN MENGQASHAR DAN MENJAMA’
1. Jika bepergian , dalam melakukannya boleh memilih :
a. bisa melakukan shalat dalam keadaan biasa dan tepat waktu (ada’an).
b. Atau menjama’ saja ( menggabung dua waktu shalat, dhuhur+ashar dan maghrib+isya’ )
c. Atau mengqashar saja ( meringkas rakaat yang empat rakaat menjadi dua rakaat )
2. Namun dianjurkan memilih qashar atau jama’ qashar, karena Allah lebih berkenan jika musafir melakukan qashar atau jama’ qashar .
3. Jarak tempuh orang yang bepergian, tidak ditentukan dalam hadits. Asal sudah bepergian ( lain dengan hanya pergi ) maka boleh jama’ dan qashar
4. Demikian juga berapa hari lama bepergian (musafir) dan berapa hari tinggal di tempat tujuan (muwathin), tidak ditentukan dalam hadits
SEBAIKNYA QASHAR SAJA
Yaitu melakukan lima waktu shalat tepat waktu, namu dhuhur, ashar dan isya’ hanya dua rakaat
Tuntunan melakukan shalat qashar, jama’ atau jama’ dan qashar:
a. Diusahakan tepat waktu
b. Jangan melakukan shalat sunnat rawatib qabliyah dan ba’diyah
c. Jangan melakukan dzikir dan doa sesudahnya
Jama’ taqdim :
d. Sebaiknya diawali dengan iqamat , walaupun dilakukan sendiri (munfarid) apalagi berjama’ah,
BOLEH JAMA’ SAJA
Tuntunan melakukan shalat jama’:
a. Shalat yang boleh dijama’ ialah dhuhur dengan ashar. Dan maghrib dengan ‘isyak
b. Dilakukan pada waktu duhur atau maghrib, disebut jama’ taqdim
c. Dilakukan pada waktu as’ar atau ‘isyak disebut jama’ ta’khir
d. Jangan melakukan shalat sunnat rawatib qabliyah dan ba’diyah
e. Jangan melakukan dzikir dan doa sesudahnya
f. Sebaiknya diawali dengan iqamat , walaupun dilakukan sendiri (munfarid) apalagi berjama’ah,
DHUHUR DAN ‘ASHAR
Jama’ taqdim :
Dilakukan pada waktu dhuhur,
shalat Dhuhur dulu 4 rakaat , baru ashar 4 rakaat
Jama’ ta’khir
Dilakukan pada waktu ‘Ashar,
Shalat dhuhur dulu 4 rakaat, baru ‘ashar 4 rakaat.
Jangan ‘ashar dulu baru dhuhur
MAGHRIB DAN ‘ISYAK
Caranya :
Jama’ taqdim :
Dilakukan pada waktu Maghrib
shalat Maghrib dulu 3 rakaat , baru ‘isyak 4 rakaat
Jama’ ta’khir
Dilakukan pada waktu ‘Isyak,
Shalat Maghrib dulu 3 rakaat, baru ‘Isyak 4 rakaat.
Jangan ‘aIsyak dulu baru Maghrib
BOLEH JAMA’ DAN QASHAR
Tuntunan melakukan jama’ dan qashar
a. Shalat yang boleh dijama’ dan diqashar ialah dhuhur dengan ashar. Dan maghrib dengan ‘isyak
b. Dilakukan pada waktu duhur atau maghrib, disebut jama’ taqdim qashar
c. Dilakukan pada waktu ‘ashar atau ‘isyak disebut jama’ ta’khir qashar
d. Jangan melakukan shalat sunnat rawatib qabliyah dan ba’diyah
e. Jangan melakukan dzikir dan doa sesudahnya
f. Sebaiknya diawali dengan iqamat , walaupun dilakukan sendiri (munfarid) apalagi berjama’ah,
g. Caranya :
DHUHUR DAN ASHAR
Jama’ Taqdim Qashar :
dilakukan pada waktu dhuhur, Dhuhur dulu 2 rakaat baru ashar 2 rakaat
Jama’ Ta’khir Qashar :
dilakukan pada waktu ‘Ashar :
Dhuhur dulu 2 rakaat baru ashar 2 rakaat . Jangan ‘ashar dulu baru dhuhur
MAGHRIB DAN ‘ISYAK
Jama’ Taqdim Qashar :
dilakukan pada waktu maghrib , Maghrib dulu 3 rakaat baru ‘isyak 2 rakaat
Jama’ Ta’khir Qashar :
dilakukan pada waktu ‘isyak , Maghrib dulu baru I’syak. Maghrib 3 rakaat dan ‘isyak 2 rakaat . Jangan ‘Isya’ dulu baru maghrib
Dalam kondisi yang sangat tertentu, bagi yang sakit dan keperluan mendesak/darurat, yang dibaca boleh yang rukun / wajib saja,
caranya :
a. Dimulai Gerak dan bacaanTakbirotul ihram
b. Bacaan Al fatehah
Boleh tidak membaca doa iftitah dan ta’awudz, sebelum al fatehah
Dan boleh tidak membaca surat / ayat Al Qur’an sesudah bacaan Amin
c. Gerak rukuk
Boleh tidak membaca bacaan rukuk
d. GerakI’tidal
Boleh tidak membaca bacaan I’tidal
e. Gerak sujud
Boelh tidak membaca bacaan sujud
f. Gerak duduk Antara dua sujud
Boleh tidak membaca bacaan duduk antara dua sujud
g. Gerak dan bacaan tahiyat awal / akhir
Bacaan hanya sampai INNAKA HAMIIDUM MAJIID, boleh tidak membaca doa ALLOOHUMMA INNI A’UDZUBIKA sd MASIHID DAJJAL
h. Gerak dan bacaan salam
HANYA UNTUK KALANGAN SENDIRI
By: Muhammad busyrowi abdulmannan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar